
Indonesia dilaporkan kembali menunggak pembayaran pengembangan pesawat KFX/IFX sebesar US $ 420 juta bersama Korea Selatan, meskipun Indonesia sebelumnya setuju untuk mendanai sebagian dana pengembangan sebagai negara mitra, dikutip dari koreatimes.co.kr, Selasa (08/09/2020). Indonesia bergabung dalam proyek pesawat tempur KFX sebagai usaha untuk mewujudkan kemandirian dalam negeri dalam memproduksi alutsista khususnya pesawat tempur demi memenuhi kebutuhan nasionalnya. Dalam kesepakatan Indonesia telah setuju untuk berkomitmen menanggung 20% dari biaya pengembangan proyek pesawat tempur KFX/IFX yang ditaksir mencapai 8,8 triliun won (US $ 7,3 miliar) atau sekitar 1,7 triliun won.
Sebelumnya melansir media nasional Korea Selatan yonhapnews.co.kr (07/10/2019), Indonesia telah gagal membayar iuran untuk proyek pesawat tempur KFX/IFX sebesar 301 miliar won yang seharusnya dibayar pada akhir September, menurut data administrasi Defense Acquisition Program Administrator (DAPA) Korea Selatan. Sampai saat ini Indonesia baru membayar 272,2 miliar won dari 1,7 triliun won biaya sesuai dengan kesepakatan awal. Meskipun ada penundaan pembayaran, pihak Indonesia terus mengirimkan insinyurnya ke Korea Selatan untuk mengambil bagian dalam proses pembangunan. Pada bulan Juli 2019, 114 insinyur Indonesia telah dikirim ke Korea Selatan untuk bekerja sama dengan Korea Aerospace Industries (KAI), satu-satunya produsen pesawat di negara itu, untuk merancang dan membuat prototipe pesawat tempur tersebut, menurut seorang pejabat DAPA.

Terlepas dari masalah keuangan tersebut, proyek pesawat tempur KFX/IFX telah berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Awal pekan ini, perusahaan dirgantara Korea Selatan (KAI) telah mencapai tonggak penting dengan dimulainya proses perakitan akhir dari prototipe pertama pesawat tempur KFX/IFX. Prototipe ini diharapkan akan diluncurkan pada paruh pertama tahun 2021, menurut Defense Acquisition Program Administrator (DAPA). Korea Selatan sendiri menargetkan untuk memulai fase produksi awal pasawat ini pada tahun 2026.
Sumber Refrensi: